SINGKAWANG KITA – Yang Mulia Pangeran Ratu Muhammad Tarhan menegaskan agar polemik terutama yang banyak berkembang di media sosial untuk diakhiri, terkait khazanah tiang bendera peninggalan Kesultanan Sambas yang terdapat di Singkawang.
Sehingga kemudian disepakati jika tiang bendera tersebut akan ditempatkan di rumah adat Melayu Kota Singkawang.
Guna menuntaskan masalah tersebut, koordinasi dan komunikasi apik bersama semua pihak terus dilakukan seperti silaturahmi Kesultanan Sambas ke rumah dinas Wali Kota Singkawang, Jumat (6/11) yang difasilitasi DPD PFKPM Kota Singkawang yang diketuai Muhammadin.
Dalam kesempatan ini, baik YM Pangeran Ratu Muhammad Tarhan sebagai penerus takhta Kesultanan Sambas maupun Wali Kota Singkawang Tjhai Chui Mie menunjukkan kapasitasnya sebagai kepala daerah yang ingin tetap Singkawang sebagai kota tertoleran di Indonesia.
Silaturahmi keakraban itu membahas terkait penempatan tiang bendera eks Kesultanan Sambas di Kota Singkawang.
Sesuai hasil silaturahmi tersebut Yang Mulia Pangeran Ratu Muhamamad Tarhan mengatakan bahwa penempatan tiang bendera eks Kesultanan Sambas akan dipusatkan di Rumah Melayu Kota Singkawang.
“Mungkin ini jalan terbaik. Kita sepakati tiang bendera Kesultanan Sambas ini kita letakkan di rumah melayu, ” ungkap Yang Mulia (YM). Pangeran Ratu Muhamamad Tarhan dengan logat khas Sambas.
Apa yang menjadi kesepakatan terkait penempatan tiang bendera Kesultanan Sambas ini sepertinya menjadi titah langsung YM. Pangeran Ratu Muhamamad Tarhan yang disaksikan seluruh peserta silaturahmi yang hadir termasuk Wali Kota Singkawang.
YM. Pangeran Ratu Muhamamad meminta tidak ada lagi polemik terkait Tiang bendera Kesultanan Sambas di Singkawang ini baik di dunia nyata maupun di media sosial. Dirinya juga berpesan kepada Muhammadin selaku Ketua DPD PFKPM Singkawang dan anggota serta seluruh masyarakat dapat menjaga dan memastikan salah satu aset budaya ini kedepannya dapat lestari.
Kesepakatan tersebut disambut baik Wali Kota Singkawang Tjhai Chui Mie. Bahkan Tjhai Chui Mie dengan rendah hati mempersilakan Kesultanan Sambas untuk memberikan masukan terkait design penempatan tiang bendera Kesultanan Sambas tersebut.
Kerendahan hati sang wali kota juga tercermin pada gaun yang dipakainya yakni warna kuning, dimana
warna kuning perlambang kejayaan dan budi pekerti dalam kebudayaan Melayu.
“Jika memang ada design seperti apa pembangunan terkait penempatan tiang bendera dari pangeran maupun Bunda Ratu kami persilakan. Nantinya kami akan dengan senang hati mempersiapkan anggarannya untuk segera kita bangun,” ungkap Tjhai Chui Mie.
Ketegasan Tjhai Chui Mie membuat semua orang di ajang silaturahmi tersebut bertepuk tangan. Bahkan Wali Kota berharap keberadaan tiang bendera kesultanan Sambas akan menambah khazanah rumah adat Melayu Singkawang.
“Nantinya kita harapkan dalam pembangunan penempatan tiang bendera ini akan kita hiasi tulisan sejarah tiang bendera tersebut agar anak anak kita baik dari Singkawang, Sambas, Bengkayang atau dari manapun datang ke rumah melayu mendapatkan pengayaan ilmu sejarah kebudayaan, ” katanya.
Hal ini, tambah Tjhai Chui Mie, tentunya akan menjadi kebanggaan semua pihak atas adanya peninggalan bersejarah di Kota Singkawang.
Oleh sebab itu sebagaimana titah YM. Pangeran Ratu Muhamamad Tarhan agar tiang bendera Kesultanan Sambas untuk ditempatkan di rumah Melayu Singkawang dapat berjalan lancar sesuai rencana dan kesepakatan.
Tjhai Chui Mie berharap atas kesepakatan yang dilakukan ini maka diharapkan semua pihak dapat menerimanya sesuai titah YM. Pangeran Ratu Muhamamad Tarhan.
Sementara itu, Ketua DPRD Singkawang Sujianto mengatakan apa yang menjadi kesepakatan pada silaturahmi ini dapat dijalankan sebagaimana titah YM Pengeran Ratu Muhammad Tarhan.
“Mari kita patuhi apa yang menjadi titah
YM Pengeran Ratu Muhammad Tarhan ini,” ajaknya.
Mari tetap menjaga kondisifitas di Singkawang…..
perlu pengkajian yang lebih dalam ini hanya keinginan semata dan baru merupakan wacana karena kedangkalan dalam mengartikan makna sejarah … sejarah mane bise di pindah pindah baru pertame lah terjadi di kota singkawang berani membuat kesimpulan sejarah bise di pindahkan ketempat lain semoga menjadi percontohan kepada negara lain bahwa sejarah bise berpidah oleh kesepakatan pemimpin pemimpin negri di mane ahli ahli sejarah dimane pembuat rancangan undang udang sejarah di mane tokoh tokoh yang pandai sejarah di mane perkumpulan perkumpulan yang menghimpun sejarah keluarkan lah ilmu pengetahuan anda saat ini sangat di butuhkan …. jika ini terjadi berarti sejarah di seluruh nusantara indonesia cuma kesepakatan bukan kenyataan yang rill tempat sejarah yang sesungguh nya ini peristiwa kecil penyelesaian nya sangat simple cukuf satu kali berunding terus sejarah bisa berpindah sangat hebat siapa yang mempunyai gagasan seperti ini di mana letak kearifan lokal negri ini ?