SINGKAWANGKITA- Bundaran jalan dengan ornamen bunga Teratai raksasa di tengah kolam luas dan air mancur menjadi hiasan baru di jalan K.S Tubuh yang menghubungkan antara Jalan Pahlawan, Jalan Baru dan Jalan P. Natuna di Kota Singkawang.
Pada Kamis 3 November 2022 malam kemarin, Wali Kota Singkawang, Tjhai Chui Mie secara langsung meresmikan Bundaran Teratai Cahaya Mutiara (TCM) di Jalan K.S Tubun, Kota Singkawang, Kalimantan Barat.
Pembangunan bundaran teratai ini merupakan kerjasama antara Pemerintah Kota Singkawang, Yayasan dan sejumlah donatur hingga masyarakat.
Wali Kota Singkawang, Tjhai Chui Mie menerangkan, bundaran Teratai Cahaya Mutiara menambah objek wisata baru di Kota Singkawang untuk masyarakat Kota Singkawang dan masyarakat luar yang berkunjung ke Kota Singkawang.
“Harapan kami, Bundaran Teratai Cahaya Mutiara di Kelurahan Roban ini bisa menambah daya tarik Kota Singkawang,” ujar Tjhai Chui Mie, Jumat 4 November 2022.
Bunga Teratai raksasa yang pasang di Bundaran Jalan KS Tubun ini memiliki makna tersediri. Menurut Tjhai Chui Mie, bunga Teratai melambangkan keindahan.
Bunga teratai, kata Tjhai Chui Mie, merupakan salah satu tanaman yang sangat indah dan tumbuh di air yang berlumpur, tetapi dia tidak tenggelam di dalam nya, bahkan mampu menghadirkan keindahan, dan menebarkan semerbak wangi.
“Begitu juga dalam kehidupan manusia, berasal dari lingkungan apapun bukanlah penghalang untuk mencapai cita-cita dan kebaikan,” kata Tjhai Chui Mie.
Bunga teratai pula, lanjutnya, memiliki khas yang istimewa, semakin berlumpur airnya maka semakin tinggi bunga teratai yang tumbuh.
Dalam kehidupan manusia, bunga teratai mengajari manusia untuk tidak berputus asa dan memiliki motivasi meraih kesuksesan.
Keindahan bunga teratai semakin menawan dengan daunnya yang hijau dan lebar yang memberikan banyak manfaat kepada mahluk lainnya.
“Misalnya melindungi ikan dari teriknya matahari, menjadikan tempat untuk serangga hinggap, serta membuat katak melompat dengan riang, dan sebagainya,” katanya.
Warna bunga bila putih akan lebih putih, bila merah lebih merah, dan bila merah muda maka makin terang warna nya memancarkan Cahaya.
Cahaya itu, ia katakan, laksana kebijaksanaan dan akan mencerahkan daun-daun pemikiran, mengukuhkan akar karakter, mengandung cahaya kebaikan dan ketulusan yang bisa melahirkan ide gagasan membawa kedamaian dan kemajuan kota Singkawang.
Sedangkan Mutiara, Tjhai Chui Mie katakan, adalah batu permata yang berharga melambangkan simbol keharmonisan.
“Keharmonisan dan toleransi dalam keberagaman agama, etnis, dan budaya merupakan sebuah kekayaan yang dimiliki kota singkawang mendapatkan anugerah penghargaan sebagai kota Tertoleran di Indonesia,” katanya.
Sinergi Masyarakat dan Pemerintah
Sementara itu, Ketua Panitia Pembangunan, Liu Bhui Khian mengatakan, lewat pembangunan bundaran ini diharapkan dapat menarik minat masyarakat luar untuk datang ke Singkawang dengan adanya objek wisata baru ini.
“Dengan harapan bundaran ini bisa menjadi obyek wisata untuk menarik perhatian wisatawan lokal maupun mancanegara untuk mengunjunginya,” katanya.
Kemudian, di sekitar bundaran menurutnya masih banyak lahan yang kosong untuk bisa dibangun ide-ide kreatif yang tentunya dapat memperindah dan mempercantik Bundaran Teratai Cahaya Mutiara untuk di kungjungi.
“Mari sama-sama kita rawat dan kita jaga keindahannya, dengan tidak merusak atau bahkan mengotorinya. Karena hadirnya bundaran ini diharapkan menjadi satu spot baru yang menarik, sehingga mampu memberikan multiplier effect di wilayah setempat,” tukasnya.